Minggu, 11 Februari 2018

REBA BOBOU

                 Sabtu, 10 februari 2018







Penari menggiring Rombongan Romo dan pejabat Pemda yang akan memimpin upacara Misa Reba Bobou



          Secara etimologis kata reba berasal dari bahasa daerah Ngada. Kata reba terdiri dari dua suku kata yakni re dan ba. Re berarti memanggil dan Ba berarti datang. memanggil memiliki arti meminta orang untuk datang, sedangkan ba sendiri memiliki arti tersendiri yakni suatu aksi yang diberikan oleh seseorang setelah ada re. jadi antara re dan ba sendiri memiliki arti yang mengandung hubungan sebab akibat. dalam konteks sosiologi re berati menyuarakan untuk mengumpulkan warga dalam suatu tempat tertentu untuk suatu kegiatan tertentu. re ini akan terwujud jika ada suatu kesadaran serta semangat yang membuat diri setiap individu untuk bangkit dari tempat semula untuk rgerak menuju tempat tujuan. Jadi, reba merupakan suatu panggilan yang diberikan bagi setiap orang untuk datang serta berpartisipasi secara aktif dalam suatu acara tertentu yang diselenggarakan dalam rumah adat khususnya.



Manusia Laki-laki dan perempuan seperti simbol dari Ngadhu dan Bhagha




       Kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa mengartikan reba sebagai dedaunan yang rontok dan ranting yang berjatuhan. Dari definisi ini sebenarnya mau mengungkapkan sebab yang menimpa terjadinya kerontokan dedaunan dan jatuhnya ranting-ranting kayu. Penulis mengartikan bahwa sebab salah satu yang membuat dedaunan dan ranting itu berjatuhan adalah oleh karena angin yang bertiup. Sehingga bagi penulis mengartikan reba sebagai masa di mana terjadi angin yang menimbulkan banyaknya dedaunan dan ranting pohon berjatuhan dan berserakan di tanah. Secara fenomenologis, saat musim reba tiba biasanya dibarengi dengan musim angin. Angin yang kencang ini akan menimbulkan rumah warga banyak dihiasi oleh dedaunan pohon dan ranting di sekitar rumah warga.

                                                                              

Para Kaum Muda Bobou






        Orang Ngada umumnya memakai kata reba untuk menggambarkan dua hal penting berikut ini. Pertama, sebagai nama bulan dan kedua, sebagai upacara penyambutan dan pembukaan tahun baru. Umumnya ada dua belas nama bulan yang dikenal oleh orang Ngada, diantaranya: reba (januari), loge nguza (februari), loge waja (maret), koe (april), keti (mei), pari angi (juni), fanga ze’e (juli), gdho lako (agustus), are (september), bolo (oktober). Sera lang (november), dan wara (desember). Selain dua hal di atas ada juga wujud permenungann lain yang dilakukan dalam acara reba yakni memperingati atau menganang kembali atas jasa para leluhur. Upacara yang dilakukan dalam pesat reba dalam kaitannya dengan leulhuru masuk dalam pengucapan sayir-sayi adat. 


Bapak Wakil Bupati Ngada saat menghadiri Misa Reba Bobou


Primadona Faobata 😁



👍


Eks Faobata FC


Ini saudari saya...cantik-cantik kan...?





Mosa Laki


Yang Muda !


Milea Kadju...mumpung lagi rame Milea dan Dilan...😁


Koor Lingkungan Bobou



Paling Kanan depan Mama Agustina Meo...


Calon Duta pariwisata Bobou


Menari ...oooOoo


👍


Ibu - ibu


Tau lahh.....


Anshe Ripo dan Eman...salam brewoknya....







Kongres Advokat Indonesia memggunakan AI

https://www.kai.or.id/berita/hukum/23478/terjadwal-mou-dengan-platter-ai-kai-makin-serius-akan-gunakan-kecerdasan-buatan.html