Minggu, 24 Desember 2023

NATAL 2023

 (Sumber : Suasana Menjelang Missa Malam Natal. Lokasi  Gereja Santu Yosef - Bajawa)

"Ring The Bell for Christmass"

😇Kelahiran Yesus Kristus : Sumber Damai dan Keselamatan bagi Keluarga Kristiani😇

Bacaan I : 
Yes : 9:1-9
Mazmur Tanggapan : 
MZM 96:1-3;11-13
Bacaan II : Titus 2:11-14
Bait Pengantar Injil :
LUK  2:10-12
Bacaan INJIL
LUKAS 2:1-14
Panduan sesuai TPE 2020

Persiapan Missa malam Natal terbentuk dari semangat keluarga Katolik.
(Sumber : Lakasi Gereja di Senin pagi 25 Desember 2023 - GP Ansor)


(Sumber : Lokasi Halam depan Gereja)




Senin, 18 Desember 2023

PEMIMPIN ITU MEMENGARUHI



Bajawa, 

''Pemimpin'', kamu inginkan seseorang yang akan menginspirasi kami untuk menjadi apa yang kami tahu dan apa yang kami bisa.'' 
(Ralph Waldo Emerson)

Pada awalnya kepemimpinan diartikan sebagai memotivasi atau mendorong anggota untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana dikemukakan oleh Bennis (1959) bahwa kepemimpinan adalah suatu proses ketika pemimpin mendorong bawahan agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan. Pengertian berikutnya, kepemimpinan adalah pengarahan dan pengorganisasian anggota-anggota kelompok dalam mencapai tujuan.
Pengertian kepemimpinan berkembang menjadi adanya hubungan pengaruh khusus, sebagaimana dikemukakan oleh Hollander & Julian (1969) bahwa kepemimpinan adalah hadirnya hubungan pengaruh khusus antara sang pemimpin dengan anggota-anggota kelompok dalam mencapai tujuan organisasi.
Perkembangan pengertian kepemimpinan menjelang akhir abad ke-20 lebih mengarah pada pengalokasian seluruh sumber daya organisasi secara efisien dan efektif. seperti dikemukakan Campbell 1991, kepemimpinan adalah tindakan yang mengarahkan atau mengalokasikan sumber daya untuk menciptakan kesempatan yang dikehendaki oleh organisasi. Sedangkan pengertian kepemimpinan pada awal abad ke-21 diartikan sebagai proses mempengaruhi oleh sang pemimpin kepada para anggota-anggota organisasi hal ini didukung greenberg dan Baron 2003 yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses ketika seorang pemimpin mempengaruhi anggota-anggota kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama.
Dengan demikian inti kepemimpinan adalah adanya upaya untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan adanya tujuan tertentu. Inilah hakikat kepemimpinan. Jika seseorang ditempatkan dalam posisi sebagai pemimpin, maka ia tidak bisa disebut sebagai pemimpin. Berdasarkan pengertian ini, kepemimpinan memiliki implikasi penting, antara lain mempengaruhi dan adanya tujuan. Pada bagian ini kita akan membahas secara khusus peran utama pemimpin, yaitu mempengaruhi.

A. PERAN UTAMA PEMIMPIN : MEMENGARUHI
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
John Maxwell mengatakan bahwa leadership adalah mempengaruhi. Bila seorang mampu mengembangkan pengaruhnya kepada bawahan, mereka akan mampu memimpin lebih efektif sementara bagi Kenneth Blanchard, kunci sukses kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, bukan kekuasaan. Para ahli perilaku pun telah berusaha mengembangkan sifat, perilaku, sumber kekuasaan ataupun aspek-aspek situasi yang menentukan seorang pemimpin dapat mempengaruhi pengikut dan mencapai sasaran kelompoknya. Jadi, efektif tidaknya pemimpin tergantung pada kemampuannya membawa tim untuk mencapai sasaran organisasi.
Keberhasilan suatu unit usaha bergantung pada faktor kepemimpinan dan efektivitas tim kerja. Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai figur yang menggerakkan bawahannya, penuh inisiatif, serta cerdas dalam mengambil keputusan. Efektivitas pemimpin sendiri ditentukan oleh kepegawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.

''seorang sales director di salah satu perusahaan leasing terbesar di Indonesia memiliki profil yang sangat rendah hati, sederhana, namun melebur ke dalam tim. Secara kasat mata, anda akan meragukan kemampuannya sebagai pemimpin sekelas sales director di perusahaan itu. Namun, melebur ke dalam tim dan menjadi model bagi seluruh tim menjadikannya sales director yang memiliki kinerja luar biasa bagi timnya yaitu ibarat 'maskot' untuk mengejar penjualan dan penagihan di perusahaan tersebut.  Menurutnya mempengaruhi perilaku tim itu sederhana, cukup dengan melebur dan bersama-sama mengejar target yang diemban. Sebagaimana dikatakan John Wooden, alat kepemimpinan yang paling canggih sudah ada di dalam dirimu, yaitu contoh dan teladan.''

Saat kami membuat kamus kompetensi berkaitan dengan kepemimpinan, kami memutuskan untuk menggunakan pengertian sebagai berikut.
1. Leading others, berperan sebagai pemimpin yang mampu mencapai sasaran kelompok melalui pemberdayaan bawahannya.
2. Membagi, memberitahu tugas dan tanggung jawab secara jelas berdasarkan kapasitas masing-masing bawahan.
3. Melakukan monitoring, evaluasi dan umpan balik terhadap progress pencapaian sasaran bawaan sehingga dapat memastikan setiap bawahan bekerja secara efektif.
4. Setelah target awal tercapai mampu memotivasi dan menginspirasi bawahan untuk mencapai target yang lebih tinggi.
5. Membangun rasa saling percaya dan spirit tim untuk mencapai sasaran yang lebih tinggi.

Kompetensi ini dibuat agar semua pemimpin memiliki semangat untuk men-strech potensi dan kapabilitas diri serta timnya. Pemimpin yang memiliki semangat untuk men-strech diri sendiri akan cenderung mendorong timnya untuk mencapai lebih dan lebih sehingga budaya dengan pertumbuhan yang berkelanjutan terbentuk.
Untuk memperkuat atmosfer kepemimpinan di tempat kami ketika melakukan proses rekrutmen pemimpin, selama ini kami mencari pemimpin dengan kemampuan minimum sebagai berikut.
1. Strategis. Seorang pemimpin yang efektif memiliki keahlian dalam menyusun strategi dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan.
2. Eksekutor, seorang pemimpin yang efektif mengetahui cara mengeksekusi strategi yang telah disusunnya, walaupun ia tidak terjun langsung dalam eksekusi tersebut.
3. Manajer talenta. Seorang pemimpin yang efektif secara konsisten menerapkan manajemen talenta dan fokus pada pengembangan sumber daya manusia di organisasinya.
4. Kecakapan pribadi. Seorang pemimpin yang efektif mempunyai kecakapan pribadi yang memungkinkannya dicontoh menginspirasi dan juga memotivasi para pengikutnya.

Selain itu, kompetensi lain yang berkaitan dengan kepemimpinan adalah sebagai berikut.
1. Influence others, mengajak orang lain memberi dukungan, persetujuan atau komitmen tanpa menggunakan wewenang. Membangun hubungan yang efektif dengan bawahan untuk mencapai sasaran kerja.
2. Mengutarakan ide atau pendapat sehingga mampu mengajak dan mendapat dukungan dari bawahan untuk mencapai sasaran kerja.
3. Berusaha menjalin hubungan melalui kesamaan tujuan dengan mempertimbangkan karakter atau latar belakang bawahan.
4. Mendapatkan dukungan dengan membuat komitmen bersama.
5. Mempertahankan hubungan baik dan kerjasama dengan semua bawaan demi kelancaran tugas operasional yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada kompetensi leading others, kami fokus untuk mengedepankan aspek kinerja dan produktivitas. Namun pada kompetensi influence others, kami mengedepankan kepemimpinan yang manusiawi. Artinya, kinerja dan produktivitas yang tinggi akan senantiasa kami capai dengan suasana kerja yang harmonis dan manusiawi. Kami benar-benar mengandalkan komitmen dari dalam diri karyawan yang muncul akibat karyawan sepakat dan gembira. Penjabaran kompetensi ini kami pilih karena semua harus bermuara pada hasil dan produktivitas. Keelokan sebuah gaya kepemimpinan harus disertai dengan keindahan pertumbuhan pencapaian sasaran namun tetap mengutamakan aspek manusiawi karyawan.

B. PERAN PEMIMPIN DALAM SETIAP FASE ORGANISASI
Suatu organisasi dapat hidup dan berkembang karena adanya keterlibatan seorang pemimpin yang mampu menggerakkan. Pemimpin adalah aktor intelektual yang memiliki peran besar dalam sebuah organisasi. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya kerjasama antara pekerja, tim kerja dan pemimpinnya baik, maka kemungkinan besar kinerja organisasi baik pula.
Peran kepemimpinan memiliki posisi strategis dalam suatu organisasi. Handoko (2001) menyatakan bahwa para pemimpin dapat mempengaruhi kepuasan, kenyamanan, rasa aman, kepercayaan dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan kunci dalam manajemen yang memainkan peran yang penting dan strategis dalam kelangsungan suatu usaha. Gaya kepemimpinan yang tepat akan mengantarkan organisasi yang dipimpinnya menuju peningkatan kinerja.
Unsur terpenting adalah adanya peranan, dominasi serta pengaruh secara objektif pemimpin akan tampak peranan dan pengaruhnya jika ada kemampuan intelijen, motivasi, percaya diri, dapat memberikan penilaian yang baik, dominasi, agresif, kelancaran berbicara dan cepat mengambil keputusan. Selain itu faktor bawaan, hati nurani dan karakteristik juga sangat mempengaruhi kepemimpinan seseorang yang semakin menambah bobot kualitas, potensi, dan kapabilitas pemimpin. Tentunya hal ini akan mempengaruhi gaya seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan, secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas kerja bawahan. Sebagaimana disampaikan oleh sinungan (1987) bahwa gaya kepemimpinan di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Maka untuk meningkatkan produktivitas tim suatu gaya atau tipe kepemimpinan tidak dapat diterapkan secara terus-menerus, melainkan bergantung pada situasi tugas yang diemban, dan karakteristik para bawahan. Mengapa demikian ? Karena peran seorang pemimpin di dalam organisasi berbeda-beda, bergantung pada fase atau tahap-tahap sebuah organisasi dalam siklusnya.
Peran seorang pemimpin pada saat organisasi baru dibentuk dan pada saat organisasi sudah mulai ''matang'' sangatlah berbeda. Berikut adalah peran pemimpin dalam setiap fase perkembangan organisasi.
1. Fase pendirian: pemimpin sebagai penggerak organisasi.
2. Fase pembentukan: pemimpin sebagai pencipta budaya.
3. Fase pemeliharaan: pemimpin sebagai pemelihara budaya.
4. Fase perubahan: pemimpin sebagai agen perubahan.

C. PENDEKATAN DALAM MEMIMPIN
Secara umum setiap manusia ingin mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagian orang mudah untuk kita pengaruhi dan sebagian lagi sulit untuk dipengaruhi. Kenapa sulit untuk mempengaruhi seseorang ? karena kita tidak tahu cara meyakinkan mereka agar memiliki kesamaan dengan apa yang kita pikirkan. Oleh karena itu, dalam pelatihan-pelatihan kepemimpinan ditempatkan kami, melatihkan (bukan hanya tahu, tetapi mampu). Cara mempengaruhi orang lain melalui beberapa pendekatan agar komunikasi persuasif menjadi lebih efektif, dalam arti lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Berikut adalah beberapa pendekatan tersebut.
1. Pendekatan berdasarkan bukti.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan.
3. Pendekatan berdasarkan humor.
4. Pendekatan berdasarkan diksi.
Keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai tujuan persuasi dari atasan. Misalnya, pendekatan berdasarkan humor dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan diksi. Dapat juga memadukan pendekatan berdasarkan ketakutan dengan pendekatan berdasarkan bukti.
Agar efektif dalam pelaksanaannya semua pendekatan tersebut tetap membutuhkan konsistensi pemimpin dalam menjalankan hal-hal berikut.
1. Memperlakukan orang dengan hormat.
2. Berani mengambil risiko bawahan.
3. Menjadi atasan yang tahu diri.
4. Konsisten dan dapat diandalkan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah individu yang memiliki rencana atau sasaran dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti. Cara inilah yang kerap kali disebut dengan gaya memimpin. Gaya secara sederhana adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Gaya berarti sikap, gerakan tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. (Harsey & Blanchard, 1992).
Dalam menerapkan gaya kepemimpinan, pemimpin dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
1. Faktor kemampuan personal.
2. Faktor jabatan.
3. Faktor situasi dan kondisi.

E. GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mengenali situasi organisasi yang ada di bawahnya, baik perihal manusia, mesin, modal, sistem, dan marketnya. Pada dasarnya yang dimaksud gaya kepemimpinan di sini adalah metode kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menangani permasalahan atau situasi dan kondisi yang dihadapinya. Beda perusahaan biasanya budidaya kepemimpinan yang juga berbeda. Hal ini dipengaruhi sistem perusahaan, jumlah pekerja, dan target yang harus dicapai. 
Ada banyak gaya kepemimpinan dengan latar belakang yang berbeda berikut kita akan membahas satu persatu secara singkat.
1. Gaya kepemimpinan demokratis.
2. Gaya kepemimpinan visioner, si penuh visi, penatapan hari depan.
3. Kepemimpinan multikultural.
4. Memimpin sambil mengajar.
5. Pemimpin sebagai fasilitator.
6. Gaya kepemimpinan paling efektif : gaya anda sendiri.

F. PEMIMPIN DENGAN KEPRIBADIAN BAIK
Pribadi baik seorang pemimpin tidak cukup untuk memimpin, tetapi pemimpin harus pribadi yang baik. Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Selain dipengaruhi karakter dan kepribadian masing-masing yang unik, pengaruh situasi dan kondisi dari luar tidak jarang membentuk karakter kepemimpinan dan gaya seseorang dalam memimpin suatu organisasi. Terdapat suatu teori awal tentang kepemimpinan yaitu, teori sifat yang memandang bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan, yakni memiliki inteligensi tinggi, berkharisma, mampu membuat keputusan, antusias, memiliki kekuatan, berani, memiliki integritas, dan percaya diri, pribadi yang soleh, suci, bijaksana rendah hati dan suka membantu menjadi sosok ideal pemimpin yang baik. Namun, realitas di lapangan semakin membuktikan bahwa kebaikan dalam konteks ini tidak cukup untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin merupakan seni sehingga kemampuan, kreativitas, kombinasi potensi, insting kecerdasan membaca situasi menjadi penting. Salah satu bentuk kombinasi potensi itu telah menjadi model kepemimpinan di banyak perusahaan besar. Kombinasi karakter di tempat kami meliputi berikut ini.
1. Kuat tetapi tidak kasar.
a. Pemimpin yang kuat
1. Kepercayaan dan kredibilitas
2. Berbagi visi secara jelas
3. Lakukan coaching, mentoring, communicating, dan listening
4. Buat keputusan dan bertanggung jawab.
5. Pastikan semua dalam kontrol anda dan menuju arah yang benar.
b. Pemimpin yang kasar
2. Berani, tetapi tidak mem-bully.
a. Pemimpin yang berani
b. Pemimpin yang mem-bully
3. Rendah hati tetapi tidak pemalu.
4. Memiliki rasa humor tanpa menjadi bodoh.
5. Bersikap baik tetapi tidak lemah.
6. Pemikir tetapi tidak malas.
7. Bangga tetapi tidak sombong.

Kongres Advokat Indonesia memggunakan AI

https://www.kai.or.id/berita/hukum/23478/terjadwal-mou-dengan-platter-ai-kai-makin-serius-akan-gunakan-kecerdasan-buatan.html